Transportasi Tangguh Iklim: Menjawab Tantangan Mobilitas di Era Krisis Lingkungan
- amalia d
- 11 Sep
- 3 menit membaca

Gambar 1. Ilustrasi aktivitas bersepeda sebagai bagian dari transportasi berkelanjutan
Sumber: Canva
Transportasi tangguh iklim merupakan sebuah konsep yang mengacu pada sistem transportasi yang dirancang untuk beroperasi secara efektif dan berkelanjutan, bahkan dalam kondisi lingkungan yang berubah akibat krisis iklim. Hal ini mencakup berbagai strategi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi, meningkatkan ketahanan infrastruktur transportasi terhadap dampak perubahan iklim, dan mempromosikan mobilitas yang lebih bersih dan berkelanjutan. Adapun tantangan krisis lingkungan dalam transportasi yang masih menjadi permasalahan hingga saat ini meliputi:
Emisi Gas Rumah Kaca (GRK):
Sektor transportasi adalah penyumbang utama emisi GRK yang menyebabkan perubahan iklim.
Polusi Udara:
Transportasi, terutama kendaraan bermotor, berkontribusi pada polusi udara yang berdampak negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Fragmentasi Habitat:
Pembangunan infrastruktur transportasi dapat memisahkan habitat alami, mengganggu ekosistem, dan mengurangi keanekaragaman hayati.
Perubahan Iklim Ekstrem:
Perubahan iklim menyebabkan cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan gelombang panas yang dapat merusak infrastruktur transportasi dan mengganggu operasionalnya.
Transportasi tangguh iklim merupakan solusi penting untuk mengatasi tantangan lingkungan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim. Dengan mengadopsi solusi-solusi tersebut, maka kita dapat menciptakan sistem transportasi yang lebih bersih, efisien, dan berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik. Adapun tujuan transportasi tangguh iklim, yaitu sebagai berikut:
Mengurangi Emisi GRK:
Mengurangi emisi GRK dari sektor transportasi melalui penggunaan energi bersih, kendaraan listrik, dan peningkatan efisiensi bahan bakar.
Meningkatkan Ketahanan Infrastruktur:
Membangun infrastruktur transportasi yang tahan terhadap dampak perubahan iklim seperti banjir, kekeringan, dan gelombang panas.
Mempromosikan Mobilitas Berkelanjutan:
Mendorong penggunaan transportasi publik, bersepeda, berjalan kaki, dan berbagi kendaraan untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
Adaptasi:
Mengembangkan strategi adaptasi untuk mengatasi dampak perubahan iklim pada sistem transportasi, seperti perbaikan sistem drainase, peningkatan sistem peringatan dini, dan pengembangan moda transportasi alternatif.
Beberapa solusi juga perlu dilakukan untuk membentuk suatu sistem transportasi tangguh iklim yang dapat dilakukan dengan mencipatkan langkah-langkah sebagai berikut:
Kendaraan Listrik (EV):
Mengganti kendaraan berbahan bakar fosil dengan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi GRK.
Transportasi Publik Berkelanjutan:
Meningkatkan kualitas dan ketersediaan transportasi publik, seperti bus, kereta api, dan transportasi berbasis rel lainnya, untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Infrastruktur Bersepeda dan Berjalan Kaki:
Membangun jalur sepeda dan trotoar yang aman dan nyaman untuk mendorong penggunaan sepeda dan berjalan kaki.
Sistem Pembagian Kendaraan (Car Sharing):
Memfasilitasi sistem pembagian kendaraan untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan.
Pemanfaatan Teknologi:
Mengembangkan dan menerapkan teknologi transportasi cerdas, seperti sistem manajemen lalu lintas cerdas dan aplikasi navigasi, untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kemacetan.
Perencanaan Tata Ruang yang Berkelanjutan:
Menerapkan perencanaan tata ruang yang mendukung pembangunan kota yang berorientasi pada transportasi publik dan mobilitas berkelanjutan.
Penggunaan Bahan Bakar Alternatif:
Mengembangkan dan menggunakan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti biofuel dan hidrogen.
Salah satu contoh kota di Indonesia yang saat ini telah menerapkan transportasi tangguh iklim adalah Kota Makassar. Kawasan wisata ikonik Kota Makassar, Pantai Losari dikepung air berwarna keruh dengan ketinggian lebih dari 50 cm sehingga mengaburkan batas antara daratan dan lautan. Kondisi ini terjadi pada bulan Februari 2023, Kota Makassar dilanda hujan deras disertai limpasan air laut yang merendam jalan, kawasan permukiman, dan sentra komersial. Jalan-jalan utama di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan tersebut tergenang bahkan permukiman yang selama ini tidak pernah banjir ikut terendam. BPBD Makassar mencatat terdapat sebanyak 86 titik di sejumlah 45 kelurahan yang berada di sejumlah 12 kecamatan di Kota Makassar tergenang banjir dengan ketinggian bervariasi antara 40-170 cm di sejumlah permukiman, sehingga berdampak pada lebih dari 3.000 jiwa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Gambar 2. Peta lokasi evakuasi, titik kumpul, dan jalur evakuasi di Kota Makassar.
Sumber: Rencana Kontinjensi Makassar 2014, dikutip dalam Zawani (2023), WRI Indonesia.
Saat bencana terjadi, mobilitas masyarakat dan logistik nyaris lumpuh. Hujan badai pun mengganggu dan membahayakan penyeberangan warga yang tinggal di pulau-pulau di sekitar kota. Bencana banjir yang terjadi di sepanjang tahun ini adalah yang terparah dalam 20 tahun terakhir. Terlepas dari minimnya bukti saintifik yang mendasari pernyataan tersebut. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa banjir yang kerap mendera Kota Makassar dan banyak kota di Indonesia merupakan manifestasi perubahan iklim yang dampaknya kian dirasakan meluas oleh penduduk perkotaan, termasuk dalam hal ini terhadap sektor transportasi.
Selain menerima dampak perubahan iklim, sektor transportasi juga memegang peran penting selama masa tanggap bencana dan pemulihan dampak bencana. Layanan transportasi yang lebih efisien dan responsif terhadap bencana dapat menjadi modal bagi Kota Makassar untuk meminimalkan korban dan mempercepat pemulihan sosial dan ekonomi bagi warga yang terdampak. Pembenahan layanan transportasi adalah salah satu kunci kesiapan menghadapi bencana. Uraian langkah pembenahan sektor transportasi khususnya dalam perbaikan infrastruktur subsektor jalan menjadi hal penting yang dampaknya dirasakan langsung oleh seluruh lapisan masyarakat. Sebagai kota yang memiliki peranan strategis sebagai penghubung sekaligus lokomotif pertumbuhan ekonomi kawasan Indonesia Timur, derap pembangunan Kota Makassar kerap dijadikan rujukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan kota pesisir yang berkelanjutan khususnya bagi kota-kota lain di kawasan Indonesia Timur.
Korespondensi Penulis
Isti Anisya /isti.anisy@gmail.com
Daftar Literatur
Zawani, H. (2023, Maret 27). Menyiapkan transportasi Kota Makassar yang tangguh terhadap bencana. WRI Indonesia. https://wri-indonesia.org/id/wawasan/menyiapkan-transportasi-kota-makassar-yang-tangguh-terhadap-bencana




Komentar