Pandemi Covid-19 telah memaksa berbagai negara mengambil langkah lockdown untuk menekan penyebaran virus. Lockdown telah memberikan efek yang drastis terhadap kehidupan sosial dan sektor ekonomi, namun telah memberikan nafas bagi lingkungan. Data terbaru yang dirilis NASA (National Aeronautics and Space Administration) dan ESA (European Space Agency) menunjukkan tingkat polusi negara-negara yang menerapkan langkah lockdown telah berkurang hingga 30 persen. Penurunan polusi juga dimanfaatkan Inggris untuk mengintensifkan penggunaan sumber energi terbarukan, khususnya solar photovoltaic (solar pv).
Sektor energi Inggris telah lama keluar dari ketergantungannya terhadap batubara. Data National Grid menunjukkan bahwa Inggris tidak menggunakan pembangkit listrik tenaga batubara selama lebih dari 438 jam sejak periode tahun 1882. Jumlah armada batubara di Inggris pun mengalami penurunan pada 2012. Penggunaan pembangkit listrik seperti yang terdapat di West Burton A dan Ratcliffe-n-Soar di Nottinghamshire, fasilitas Kilroot di Irlandia Utara, dan dua unit pembangkit listrik di wilayah Draz di Kota Yorkshire diperuntukkan sebagai bahan konversi pembakar gas. Penurunan rata-rata emisi yang dihasilkan dari jaringan listrik terjadi lebih dari dua pertiga bagian, dari 507 gram CO2 menjadi 161 gram.
Di tengah krisis pandemi, Inggris mengumumkan rekor baru dalam pemanfaatan energi terbarukan. Pemanfaatan solar pv yang berlangsung selama 18 hari berturut-turut telah mengalahkan rekor Inggris sebelumnya dalam pemanfaatan tenaga matahari untuk menghasilkan listrik. Pemecahan rekor ini juga didukung oleh sebagian wilayah yang mengalami penurunan permintaan kebutuhan jaringan listrik selama pemberlakuan sistem lockdown. Penetapan lockdown menyebabkan permintaan listrik di Inggris mengalami penurunan karena beberapa kegiatan seperti sekolah, toko, pabrik, dan restoran ditutup sementara.
Permintaan jaringan listrik diperkirakan mengalami penurunan hampir seperlima bagian. Penurunan tersebut semakin signifikan pada bulan April. Penurunan permintaan keseluruhan menjadi kesempatan bagi sumber energi rendah karbon untuk meningkatkan proporsi yang lebih besar dari sebelumnya. National Grid mengatakan diperlukan adanya pengurangan penggunaan tenaga listrik pada sektor pertanian dan pada beberapa pembangkit listrik untuk menghindari kelebihan beban jaringan listrik. Rekor penggunaan sumber energi bebas batubara ini muncul hampir tiga tahun setelah jaringan listrik untuk yang pertama kalinya berjalan tanpa adanya dukungan batubara yang berlangsung selama 24 jam.
Penutupan pembangkit listrik tenaga batubara di Inggris kian gencar sebelum adanya larangan operasi pada tahun 2025. Pada tahun 2019, bauran energi batubara hanya berada pada level 2,1% dari total campuran sumber daya energi. Angka tersebut mengalami penurunan drastis dari hampir seperempat bagian yang telah berlangsung hanya dalam waktu empat tahun yang lalu. Runtuhnya batubara dan meningkatnya sumber energi terbarukan telah menyebabkan penurunan emisi karbon dari sektor listrik di Inggris secara signifikan.
Keberhasilan Inggris dalam melepas ketergantungan terhadap batubara dapat menjadi praktik pembelajaran terbaik bagi negara lainnya. Krisis pandemi telah menjadi ancaman besar bagi kesehatan manusia dan menghambat aktivitas perekonomian negara, sekaligus merupakan “blessing in disguise” bagi sektor energi terbarukan. Implikasi positif terhadap lingkungan mungkin bersifat sementara, namun pemerintah bersama seluruh masyarakat dapat mulai belajar untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan energi fosil dan membangkitkan listrik secara mandiri dengan memanfaatkan energi terbarukan.
Disadur dari Jillian Ambrose dan Niko Kommenda dalam theguardian.com pada 20 April 2020
Comments