top of page
Gambar penulisPSII Indonesia

Udara Bersih Selama Lockdown Tingkatkan Kesehatan Pernapasan

Diperbarui: 11 Jun 2020

Langkah lockdown untuk menekan laju penanganan Covid-19 telah mengurangi aktivitas sektor transportasi. Penurunan jumlah kendaraan telah menurunkan tingkat konsumsi energi dan permintaan terhadap bahan bakar minyak. Perubahan aktivitas transportasi dan penurunan permintaan minyak memberikan dampak signifikan terhadap kualitas lingkungan. Di Inggris, kebijakan lockdown dan peningkatan kualitas lingkungan diperkirakan membawa dampak positif bagi para penderita gangguan pernapasan.


Setiap tahun, polusi udara menyebabkan puluhan ribu kematian dini di Inggris. Lebih dari sepertiga bagian wilayah di Inggris memiliki tingkat polusi udara berukuran partikel halus. Nitrogen dioksida dan polutan yang diproduksi sebagian besar oleh kendaraan diesel berada pada tingkat di 80% wilayah perkotaan. Penurunan kadar partikel halus dan polusi NO2 selama lockdown diperkirakan mencapai setengahnya. Berdasarkan hasil survei yang diperoleh dari British Lung Foundation menemukan bahwa terdapat lebih dari 50% penderita gangguan pernapasan menyatakan bahwa mereka telah merasakan penurunan polusi udara sejak dimulainya kebijakan lockdown.


Dua juta penderita gangguan pernapasan seperti asma di Inggris menunjukkan penurunan gejala selama periode lockdown. Hasil survei yang dilakukan pada 14.000 orang dengan kondisi gangguan pernapasan menunjukkan satu dari enam penderita asma telah mengalami peningkatan kesehatan. Angka peningkatan ini terjadi lebih tinggi pada kategori anak-anak yang ditandai dengan satu dari lima orang tua mengatakan bahwa kondisi anak mereka telah mengalami peningkatan kesehatan.


Terdapat hubungan antara polusi udara dengan penyakit paru-paru. Tercatat dari 12 juta orang yang menderita gangguan pernapasan seperti asma dan penyakit paru-paru kronis, sekitar 8 juta penderita telah didiagnosis menderita asma, dimana sebanyak 5,4 juta dari mereka telah menerima perawatan. Berdasarkan data yang bersumber dari Public Health England menyatakan bahwa jumlah kunjungan gawat darurat rumah sakit untuk penderita asma juga ikut mengalami penurunan hingga setengahnya. Belum jelas terkait penyebab penurunan tersebut apakah disebabkan oleh pengurangan gejala asma atau keengganan setiap orang untuk mengunjungi rumah sakit selama pandemi Covid-19.


Penurunan polusi udara telah dirasakan beberapa negara lainnya, seperti New York yang nyaris mencapai penurunan 50 persen dan China sebesar 25 persen. Semakin banyak juga bukti dari seluruh dunia yang menghubungkan peningkatan infeksi Covid-19 dan kematian akibat paparan polusi udara. Ketika banyak proses industri terhenti, penurunan jumlah transportasi, dan perusahaan yang beroperasi telah meningkatkan kualitas udara, khususnya di perkotaan. Tingkat polusi udara perlu diupayakan agar selalu berada pada tingkat terendah untuk membantu menghindari puncak infeksi kedua dari wabah pandemi Covid-19.

Disadur dari Carrington dalam www.theguardian.com pada 4 Juni 2020


6 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Kommentare


bottom of page